Monday, October 21, 2013

Tidak Tersudahkan.




Dicelah-celah sunyi sepi malam itu
Bertemankan air mata dan tangis sedu
Ada dia yang terduduk kaku
Buntu tidak tahu hala tuju.


Letih,
tersepit antara dua penjuru
antara menjadi dia
yang sebenar-benar dia
atau ikutkan sahaja segala kata
agar semua hati terjaga.


Kadang lebih baik dibiarkan bisu tanpa kata
lebih baik didiamkan semua resah lara didada
biar dikisahkan pada Tuhan saja semuanya,
dari dikisahkan cerita pada mereka
yang tidak mengerti juga sampai sudahnya
atau mereka cuma pura-pura.


Biar diulang-kisahkan bagaimana sekalipun
tidak ada siapa peduli sakit peritnya dia menanggung
Biar dijerit-jeritkan sampai ke langit ke tujuh sekalipun
tiada siapa sedar pedih ngilunya makin menggunung
Biar dilaung-laungkan sekuat petala kelapan sekalipun
dia pasrah sampai sudahnya dia tetap perlu bertarung
--sendirian.


Maka biarlah --
dia bangun mencari mentari di tiap paginya
dengan nyawa yang disiat-siatkan
dengan nafas yang disekat-sekatkan


hanya untuk ditemukan lagi dicelah-celah sunyi sepi di malam harinya
terduduk kaku dan kekal buntu tidak tahu hala tuju
ditemani air mata dan tangis sedu
--semula.


Sampai sudahnya--
Dia berlari sendirian menuju Tuhan
membawa kisah yang tidak tersudahkan.

Bukan karya seni.

 
Copyright © 2011 FathiahRaihanaAlFarasya. All Rights Reserved.